Breaking News

Dinkes Batanghari Imbau Masyarakat Waspada dengan Oknum Penjual Abate



Jambikita.id - Musim hujan merupakan waktu yang cocok bagi nyamuk Aedes Aegypti penyebab Demam Berdarah (DBD) untuk berkembang biak. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh oknum penjual abate (obat anti jentik nyamuk) yang mulai berkeliaran di Kabupaten Batanghari.


Oknum tersebut menggunakan sepeda motor, datang mengetuk-ngetuk pintu rumah dan berkeliling dari rumah ke rumah warga untuk menjual bubuk abate pembunuh jentik nyamuk. Paket bubuk abate yang dibawa itu, dihargai sebesar Rp 20 ribu.


Orang itu mengaku tim dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Batanghari, menawarkan bubuk abate dengan harga Rp 5 ribu per bungkus. Dengan sedikit memaksa, warga harus membeli minimal 4 bungkus.


Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinkes Batanghari melalui Kabid Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Nurjali membantah adanya pihak Dinkes yang menjual bubuk abate ke masyarakat. Menurutnya, menjual abate berbayar itu tidak dibenarkan.


"Itu tidak benar, kami dari Dinkes tidak pernah menjual obat kepada masyarakat. Walaupun ada DBD, kami berikan obat tersebut secara gratis kepada warga yang terdampak DBD tersebut," kata Nurjali, Jumat (21/7).


Pasalnya, bubuk Abate untuk membasmi jentik nyamuk itu dibagikan secara gratis melalui Puskesmas, bidan desa dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Warga bisa meminta langsung ke Puskesmas tanpa dipungut biaya.


"Kami imbau warga untuk tidak membeli obat abate yang ditawarkan oknum tersebut. Sebaiknya warga menolak obat abate yang dijual oknum tersebut. Sebab, dikhawatirkan obat tersebut palsu. Apalagi mengatasnamakan dari Dinkes atau Puskesmas," ucapnya.


Kepada seluruh lapisan masyarakat Batanghari untuk tidak membeli obat tersebut, dan melaporkan kepada pihak Dinkes bila melihat oknum tersebut. Selama ini dari Dinkes sendiri selalu gerak cepat, jika ditemukan kasus DBD di wilayah tertentu. 


"Harap ditolak jika ada oknum yang menjual obat tersebut, dan jikalau ada yang melihat oknum yang menjual obat Abate tersebut untuk segera melaporkan kepada Dinkes agar segera ditindak lanjutin," imbau Nurjali.


Untuk kasus DBD di Batanghari sendiri, disebutkannya di awal tahun 2023 sampai bulan Juli ini terdapat 78 kasus, yang tersebar di sejumlah kecamatan. Dari jumlah itu, 2 di antaranya meninggal dunia yakni warga Kecamatan Muara Tembesi.

 

Selain itu, masyarakat Batanghari juga diimbau untuk giat melakukan 3M plus, yaitu: Menutup, Menguras, Menyingkirkan atau Mendaur Ulang serta Plus seperti: menaburkan bubuk larvasida, menanam tanaman pengusir nyamuk dan lainnya. Dikarenakan, kemungkinan perkembangbiakan nyamuk akan terus meningkatkan di musim hujan. (Ag/*)

0 Komentar

© Copyright 2022 - Jambi Kita