Jambikita.id - Belakang ini mulai terasa kualitas udara di Kabupaten Tanjung Jabung (Tanjab) Barat semakin hari kian memburuk akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Bahkan hari ini, kabut asap semakin tebal menyelimuti udara Kuala Tungkal sejak pagi, Sabtu (30/9).
Buruknya kualitas udara mulai membuat cemas masyarakat, terutama yang memiliki anak kecil. "Anak-anak mulai terserang batuk pilek, kemungkinan besar akibat asap," ungkap Yuli salah seorang warga.
"Makanya para orang tua, juga termasuk saya menyarankan mereka banyak minum, tapi bukan minum es. Karena ketika banyak minum itu, lumayan berkurang sakitnya," katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Tanjab Barat, Sufrayogi Syaiful
mengatakan perlu langkah mendesak untuk menghadapi semakin memburuknya kualitas udara di Tanjab Barat.
Menurut Yogi, salah satu upayanya harus ada peringatan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) demi melindungi kelompok sensitif agar tidak terpapar polusi lebih parah.
"Yang disayangkan sampai saat ini tidak ada upaya Dinas Kesehatan (Dinkes) Tanjab Barat mengumumkan itu secara masif agar publik menerima pesan itu secara luas," ungkap politisi Muda Partai Golkar ini.
Saat ini, kata Yogi, perlu sesegera mungkin memberikan peringatan, misalnya meminta untuk memakai masker di luar ruangan dan membatasi aktivitas luar ruangan.
"Kalau perlu, Dinkes bisa membagikan masker gratis sambil memberikan himbauan tersebut," imbaunya.
Selain itu, Yogi juga meminta agar BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Kabupaten Tanjab Barat, pro aktif meng-update kondisi terkini, jika ada kebakaran lahan yang menjadi sumber kabut asap ini.
"Turun ke lapangan pantau titik-titik hotspot dan infokan ke masyarakat agar saling menjaga agar tidak membesar," tegasnya.
Karena menurut Yogi, kondisi lahan di Tanjab Barat yang dominan bergambut rawan akan kebakaran yang menjadi sumber kabut asap ini.
"Berkaca di tahun-sebelumnya, sama-sama kita menjaga agar kabut asap tidak menjadi bencana besar. Jangan sampai kejadian beberapa tahun lalu terulang dimana aktifitas masyakarat terganggu bahkan sekolah diliburkan," ungkapnya. (Bjs/*)
0 Komentar